Analisis
Semiotika Trend Fashion Hijab Bagi Seorang Muslimah
Rizky
Novana Fitria (202146500723) ¹
Siti
Nurhalizahra (202146500753) ²
Abstrak
Secara umum semiotika merupakan suatu kajian ilmu tentang mengkaji tanda. Dalam teori semiotika menganggap bahwa fenomena sosial pada masyarakat dan kebudayaan itu merupakan sebuah tanda, mempelajari sistem, aturan-aturan, dan konveksi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut memiliki arti tersendiri. Sedangkan semiotika yang akan kami bahas adalah semiotika menurut Charles Sanders Peirce. Menurut Charles Sanders Peirce, semiotika didasarkan pada logika karena logika mempelajari bagaimana orang bernalar, kemudian menurut Peirce penalaran dapat dilakukan memulai tanda-tanda yang ada di sekitar. Contohnya Hijab. Hijab merupakan sesuatu hal yang begitu melekat pada seorang wanita muslimah. Dalam bahasa arab hijab berarti penghalang. Meski hijab lebih sering di artikan mengarah pada kata "jilbab" sebagai penutup aurat namun sebenarnya dalam ilmu islam hijab tidak terbatas pada menurut aurat saja, tetapi juga penampilan dan perilaku manusia setiap harinya (saatir atau fassil). Menggunakan hijab tidak semata-mata untuk menutup aurat saja, melainkan juga untuk menjaga pandangan seorang muslimah agar tetap berprilaku baik sesuai kaidah agama Islam. Maksud menjaga pandangan disini merupakan bagaimana wanita menjaga akhlaknya untuk tidak melakukan sesuatu yang di luar syariat agama Islam. Penggunaan hijab adalah simbol dalam islam yang menunjukkan wanita yang saleh sebagai wanita Muslimah. Dengan ketentuan syariat Islam hijab berfungsi untuk menutup aurat namun pada saat ini hijab sudah modern hijab bukan hanya untuk menutup aurat tetapi juga hijab sebagai identitas diri dan style pada zaman sekarang ini. Tujuan menggunakan hijab pada perempuan muslim untuk menutupi aurat yang tidak diperbolehkan dilihat selain oleh mahromnya. Selain itu Menggunakan hijab dapat menghindarkan rambut dan kulit kepala dari masalah yang diakibatkan oleh panasnya sinar matahari langsung. Allah SWT., memerintahkan kepada wanita muslimah memaiak hijab karena dapat menghindari berbagai fitnah. Fungsi dari hijab yaitu mempercantik diri. Dalam penelitian ini hijab diggunakan tidak hanya untuk menutup aurat saja tetapi untuk memperindah diri dan akan terlihat modis sebagai perempuan muslim. Didalam jurnal yang akan dianalisis ini menggunakan metode kualitatif. Tujuan memilih hijab sebagai objek untuk artikel ini untuk memberi tahu kepada khalayak apasih pentingnya menggunakan hijab bagi seorang perempuan Muslimah dan apa manfaat dari menggunakan hijab tersebut.
Kata kunci : Hijab, perempuan, islam.
PENDAHULUAN
RUMUSAN
MASALAH
TUJUAN
PENELITIAN
METODE
PENELITIAN
PEMBAHASAN
Hijab
Akan tetapi, di era trend hijab sekarang eksistensi sebutan hijab lebih populer ditujukan untuk mode fashion wanita, yang berarti hijab di kemas dengan islami namun tetap menampakkan substansi mode tersendiri di dunia fashion.
Meski saat ini hijab sangat identik dengan busana wanita Muslimah, namun jika dilihat dari konteks sejarah ternyata bukan hanya agama Islam yang mengenal kata hijab. Hijab juga terdapat dalam kitab Taurat namun disebut dengan kata “tif’eret”, begitu pula dalam Injil ada istilah yang semakna dengan hijab yaitu “zammah, re’adah, juga zaif”. Sehingga dapat dikatakan bahwa masalah hijab ini bukan masalah sederhana karena ia terkait dengan aspek pakaian wanita dan lintas budaya.
Muslimah
Hukum disyariatkannya hijab memiliki sisi positif bagi kaum wanita yakni dapat menjaga wanita secara khusus agar laki-laki tidak dapat memandang seenaknya. Segala perbuatan yang dilakukan seseorang muslim merupakan bagian dari ketaatan kepada Allah SWT., dan semuanya pasti akan mendapat pahala salah satunya perintah menggunakan hijab bagi seorang muslimah.
Trend
fashion
ANALISIS
SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PEIRCE
KESIMPULAN
DAFTAR
PUSTAKA
ANALISIS 20 JURNAL
Jurnal 1
Judul: Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure Pada Lirik Lagu "Zona
Nyaman"
Objek:
Lirik lagu Zona Nyaman
Metode/Perspektif:
Pada Jurnal ini menggunakan perspektif bahasa sebagai alat komunikasi dalam
sebuah lagu.
Analisis: Lirik lagu "Zona Nyaman" karya Fourtwnty dianalisis menggunakan teori semiotika Ferdinand De Saussure yang menghasilkan hubungan sintagmatik dan paradigmatik. Dimana lirik lagu zona nyaman sebagai tanda dan pemaknaan lirik sebagai penanda yang akan membentuk makna motivasi dalam lirik lagu zona nyaman.
Kesimpulan: Dalam judul ini menjelaskan bahwa semiotika Ferdinand De Saussure mencakup hal yang luas. Tidak hanya barang, namun lirik lagu pun dapat di analisis oleh teori tersebut. Penggunaan teori semiotika Ferdinand de Saussure menghasilkan hubungan sintagmatik (kesatuan makna dan hubungan pada satu kalimat yang sama pada setiap kata di dalamnya) dan paradigmatik (kesatuan makna dan hubungan pada satu kalimat dengan kalimat lainnya. Dimana petandanya adalah lirik lagu Zona Nyaman, dan penandannya adalah pemaknaan dari lirik lagu Zona Nyaman. Sehingga setelah bagi perkata antara hubungan sintagmatik dan paradigmatik akan membentuk makna motivasi dalam lirik lagu “Zona Nyaman”.
Jurnal 2
Judul:
Analisis semiotika Ferdinand De Saussure makna pesan iklan rokok a mild versi Langkah
Objek: Iklan rokok A Mild
Metode: Metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif
Analisis: Iklan merupakan bagian dari komunikasi, karena pada
dasarnya iklan merupakan proses penyampaian pesan, dimana berisi informasi
tentang suatu produk maupun jasa. Memaknai sebuah pesan terkadang berbeda
antara yang satu dengan yang lain. Terkadang makna pesan dalam iklan dibuat
sedemikian unik sebagai bentuk kreatifitas pembuatannya. Analisis iklan dapat
dimaknai menggunakan teori dan metode semiotika. Dengan menganalisis iklan
menggunakan semiotika, banyak pesan yang tersirat dalam iklan. Menganalisis
makna pesan dalam iklan itu harus dikaji dalam semiotika, dan dalam penelitian
ini peneliti menggunakan semiotika Ferdinand De Sausures.
Kesimpulan: Penanda yang terdapat dalam iklan rokok A Mild versi langkah, adalah hasil
dari apa yang kita lalui. Makna pesan yang terkandung dalam iklan Rokok A
Mild Versi langkah adalah :
a.
A mild bertujuan untuk mewakili rokok pemula, pemuda, dewasa serta masyarakat
luas, yang sesuai dengan gambar scene dalam iklan seperti langkah berat dan
setiap scenenya diperakan oleh pemuda dan orang dewasa.
b.
A mild memiliki tingkatan Tar dan Nikotin lebih rendah dibandingkan rokok
lainnya dan A mild mempunyai rasa menthol yang digemari banyak orang. Seseuai
didalam gambar iklan yang menggambarkan langkah ringan dan langkah
sendiri.
c.
A mild dalam scene terakhir memberi pilihan Langkah apa kita selanjutnya,
disini A mild menegaskan kepada konsumen bahwa langkah selanjutya pilihlah A
mild walaupun menemukan berbagai produk rokok lainya, seperti didalam gambar
seorang pria yang menemukan persimpanganjalan, lalu bertanya kemana langkah
kita selanjutnya? Langkah selanjutnya pilih A mild. A mild menggambarkan bahwa
A mild yang terbaik bagi pemuda dan kalangan dewasa.
Jurnal 3
Judul: Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure Pada Novel "Manjali dan
Cakrabirawa" karya Ayu Utami
Objek: Novel
berjudul "Manjali dan Cakrabirawa" karya Ayu Utami
Metode/Perspektif:
Jurnal ini menggunakan perspektif bahasa sebagai alat komunikasi dalam
penulisan novel yaitu bahasa Indonesia
Analisis: Dalam novel “Manjali dan Cakrabiawa” Karya Ayu Utami pada novel Manjali
dan Cakrabirawa merupakan buku perpaduan antara roman, sejarah, misteri dan
juga hal mistik yang ditulis oleh Ayu Utami. Novel ini bisa dijadikan
semangat baru bagi para penikmat sastra untuk menghasilkan karya sastra seperti
novel yang dapat memberikan pelajaran sejarah bagi masyarakat. Bukan menomor
satukan penghasilan dari sebuah novel, tapi harus memerhatikan dampak yang akan
muncul dari karya novel itu sendiri apabila sudah dibaca oleh para pembaca.
Dalam novel “Manjali dan Cakrabirawa” terdapat beberapa konsep semiotika
Ferdinand De Saussure yaitu signifier dan signified.
Berikut
salah satu analisis mengenai teori semiotika berdasarkan konsep Ferdinand De
Saussure, yaitu; 1. Signifier (pananda) “bunyi peluit
melengking. Kereta lain menjelang getarnya pada rel telah terasa.” (Utami 2010:
6) dan 2. Signified (petanda) "Petanda bahwa kereta akan
tiba di stasium."
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan analisis menggunakan teori
semiotika Ferdinand De Saussure, konsep signifier dan signified dalam
Novel “Manjali dan Cakrabiawa” karya Ayu Utami adalah penanda dan petanda
merupakan satu kesatuan dari tanda. Penanda yang berupa bentuk sedangkan
petanda merupakan konsep. Dengan demikian, keduanya akan membentuk sebuah tanda
yang memiliki arti atau makna. Memaknai sebuah tanda melalui pemaknaan pada dua
hal, yakni signifier (penanda) dan signified (petanda).
Dalam novel Manjali dan Cakrabirawa Karya Ayu Utami ditemukan 17 kutipan dengan
salah satunya yang sudah kita bahas di bagian analisis menunjukkan konsep
semiotika Ferdinand De Saussure yaitu signifier dan signified.
Jurnal 4
Judul:
Analisis Desain Komunikasi Visual pada akun instagram @arielsyafrin berdasar
kajian semiotika ferdinand de saussure
Objek: Postingan Instagram pada akun @arielsyafrin
Metode: Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan secara
kualitatif, dimana data yang diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya berupa
data-data deskriptif berupa tulisan, gambar dan dokumen.
Analisis: Teknik analisis yang digunakan yaitu menggunakan teknik analisis
semiotika, di mana semiotika merupakan salah satu ilmu atau metode untuk
menganalisis tanda. Analisis data ini untuk memberi arti makna dan nilai yang
terkandung dalam tanda, baik verbal maupun visual.
Kesimpulan: Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 10 poster dakwah
digital pada akun Instagram @arielsyafrin pada periode Maret-Juli 2021
menggunakan analisis teori semiotika Ferdinand de Saussure maka penulis menarik
kesimpulan bahwa dari elemen yang terdapat pada akun Instagram @arielsyafrin,
antara elemen tipografi, ilustrasi, warna, tanda visual dan verbal saling
berkaitan sehingga dapat memperoleh suatu makna. Tanda visual yang dimunculkan
berupa gambar, warna maupun garis memiliki makna sesuai dengan konteks yang
melatarbelakangi pesan yang ingin disampaikan dalam poster
Jurnal 5
Judul: Analisis Semiotika Strukturalisme Ferdinand De Saussure Pada Film
"Berpayung Rindu"
Objek:
Film Berpayung Rindu
Metode/Perspektif:
Perspektif yang diambil dari iklan ini adalah visual yang dilihat dari
bentuknya yang merupakan video dan bahasa sebagai alat komunikasinya.
Analisis: Sebuah rangkaian Web Series yang terdiri dari 3 episode dengan
satu Video Clip. Tiap episode dirilis setiap satu minggu sekali di Youtube
dimulai dari tanggal 15 Maret 2019. Tiap Episode berdurasi 10 menit. Cerita
berpusat pada dinamika kehidupan suatu keluarga yang mana menceritakan tentang
sepasang suamu istri yang berpisah karena perselingkuhan dan menjadikan seorang
anaknya sebagai korban dari perpisahan hingga kurangnya kasih sayang dari
seorang ibu. Berikut identifikasi pada scene pertama.
Pada scene pertama yang
berdurasi (1.29-1.40) penandanya merupakan Cahyono yang tengah berjalan pelan
di atas rel kereta api dan membawa tas dengan pakaian rapi berwarna putih celana
hitam serta bersepatu ditambah dengan gestur kepala yang menunduk kebawah
dengan ekspresi wajahnya yang sedih. Kemudian petanda pada scene pertama ini
adalah Menggambarkan bahwa Cahyono yang tengah bersedih hati yang mana terlihat
dari gambar raut wajahnya yang sedih serta dari gestur kepala yang nunuduk
kebawah mengartikan bahwa ia sedang bersedih akan hal ia yang kehilangan
pekerjaan ditambah ia memaikai paikaian rapih berwarna hitam putih bersepatu
dengan membawa tas yang memvisualisasikan bahwa Ia baru saja dipulangkan. Ia
meluapkan rasa kesedihannya dengan ia berjalan di tempat yang sepi seperti di
rel kereta api.
Kesimpulan: Berdasarkan uraian analisis yang telah disampaikan diatas mengenai film web
series Berpayung Rindu dengan analisis semiotika Ferdinand de Saussure dapat
ditarik sebuah kesimpulan mengenai penanda (Signifier) dan petanda (Signified)
serta makna dari iklan tersebut yaitu film ini lebih mengarahkan ke pesan moral
terlihat dari adegan per episodenya yang mana film ini mengisahkan sepasang
suami istri yang berpisah karena perselingkuhan dan yang menjdai korban adalah
sang anak yang akibatnya sang anak kehilangan kasih sayang salah satu dari
orang tuanya yaitu seorang ibu.
Jurnal 6
Judul: Analisis makna jilbab Pendekatan analisis ferdinand de Saussure
Objek: Jilbab
Metode/Perspektif: kualitatif
Analisis: Pemakaian hijab oleh mahasiswi IAIN Ponorogo yang beraneka ragam untuk
dikenakan dalam aktivitas sehari hari.
Kesimpulan: Jilbab mempunyai ranah yang cukup luas dalam aspek kehidupan manusia.
Jurnal 7
Judul: Penerapan Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Dalam Pertunjukan Kethoprak
Ringkes
Objek:
Pertunjukan Kethoprak Ringkes
Metode/Perspektif:
Perspektif dari kethoprak ringkes merupakan visual, berupa pertunjukan yang
kita lihat langsung melalui mata
Analisis: Kethoprak ini merupakan salah satu kethoprak humor yang ada di
Yogyakarta. Mereka sudah kerap membuat pementasan serupa. Eksistensi setiap
pelaku seni yang mendukung pementasan ini sudah tidak dapat diragukan lagi. Setiap
aktor memiliki kelebihan, kekurangan, dan ciri khas. Dalam kethoprak sudah
dapat dipastikan bahwa lingkungan pendukungnya berlatar Jawa. Ditunjukkan
dengan dialog yang memakai bahasa Jawa, juga interaksi pada penonton yang
memakai bahasa Jawa. Berbeda dengan pementasan pada umumnya, awal pementasan
ini dibuka dengan adegan yang mengisahkan keadaan di belakang panggung.
Kesimpulan: Pementasan Kethoprak Ringkes sarat dengan pemaknaan yang tidak bisa
dimaknai begitu saja hanya dengan mendengar bunyinya. Penggunaan berbagai
kosakata melibatkan sistem tanda dengan semiotika Saussure. Tidak terbatas pada
analisis signifikasi saja, melainkan juga sintagmatis dan paradigmatik.
Gaya banyolan Kethoprak Ringkes
nyatanya banyak menggunakan relasi antara yang hadir dalam pertunjukan dengan
relasi yang tidak hadir. Berkenaan dengan relasi yang tidak hadir, akan
memunculkan makna tersendiri karena adanya konsep tertentu dalam suatu
paradigma yang sudah terbentuk. Pemilihan dialog-dialog yang ada pada
pementasan ini ternyata juga dapat ditelaah melalui poros seleksi dan kombinasi
yang memungkinkan adanya makna lain. Seperti pada penggunaan kalimat yang
sebenarnya mengkomparasikan dua hal sekaligus.
Jurnal 8
Judul
: REPRESENTASI NILAI MORAL DALAM FILM HABIBIE DAN AINUN
Objek: representasi nilai moral dalam Film Habibie dan ainun
Metode/Perspektif : penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
Analisis: dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis semiotika dengan
pendekatan kritis, serta Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengamati
film Habibie dan ainun kemudian mengambil scene yang berhubungan dengan nilai
moral, yang berguna untuk memberikan fakta dan kemudian data tersebut
dianalisis secara kritis dengan dasar pemikiran Ferdinand De Saussure yang
menganalisis dari penelitian tersebut. Peneliti menemukan banyak sekali nilai
moral terdiri peduli social, tanggung jawab, semangat kebangsaan, religious,
menghargai prestasi. Hasil analisis dengan teori analisis Ferdinand de
Saussure. Tanda yang terdapat dalam film yaitu nilai-nilai moral, objek yang
berupa tokoh Habibie yang menjadi tokoh utama, dan untuk acuan tanda berupa
sebuah nilai-nilai moral yang dilakukan oleh tokoh Habibie akan berdampak
positif terhadap masyarakat/penikmat film.
kesimpulan: beedasarkan hasil penelitian dengan
menggunakan metode analisis semiotika Ferdinand de Saussure maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat nilai nilai moral yang terkandung dalam film Habibie
dan ainun. Adapun nilai nilai moral tersebut yaitu :
1.
Peduli social yang dilakukan Habibie sebagai manusia kita harus saling tolong
menolong untuk berbuat kebaikan.
2.
menghargai prestasi Habibie adalah seorang yang memiliki otak jenius dalam
setiap aktivitasnya dan membuat banyak orang terkagum dengan pencapaiannya.
3.
tanggung jawab ainun tidak mau mengecewakan Habibie bahwa ainun sudah tidak
nahan. Saya mau baik ke Indonesia. Habibie pun merasa bersalah dengan melihat
istrinya ingin tinggal di Indonesia membuat haibie berpikir bahwa ia hidup
dijerman bukan nya ainun.
4.
religious ainun meminta Habibie sholat berjamaah Bersama.
Jurnal 9
Judul: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA (STUDI ANALISIS FILM “?” (TANDA TANYA) DENGAN
PENDEKATAN SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE)
Objek:
Toleransi beragama
Metode
penelitian: Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan
kualitatif adalah metodologi penelitian berdasarkan pada filsafat
post-positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,
dimana peneliti sebagai kunci utama metode.
Analisis: Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis semiotika
model Ferdinand De Saussure. Bagi Saussure ciri utama tanda bahasa adalah tidak
dapat dicari pada wicara, tetapi dalam hubungannya dengan unsur-unsur luar
bahasa, melalui sejenis konvensi social. Setelah peneliti mengamati, melihat
dan mendengar elemen-elemen film yang ada dalam film “?” (Tanda Tanya) akhirnya
peneliti menemukan bentuk-bentuk toleransi dalam film tersebut. Adapun analisis
bentuk toleransi dalam film “?” (Tanda Tanya) sebagaimana berikut: a. Tidak
boleh memaksakan suatu agama pada orang lain Setiap agama menjanjikan
kemaslahatan bagi seluruh manusia tanpa pengecualian, dan setiap penganut agama
menyakini sepenuhnya bahwa Tuhan yang merupakan sumber ajaran Agama itu adalah
Tuhan yang Maha Sempurna. B. Tidak memusuhi orang-orang non muslim Islam adalah
agama yang mampu menyatukan rakyat, menimbulkan rasa kasih sayang, dan pada
akhirnya semua hal tersebut dapat menciptakan tali persaudaraan diantara
pemeluknya
Kesimpulan: Setelah menemukan dan menganalisis hasil temuan data dengan menggunakan
Semiotika Ferdinand De Saussure pada film “?” (Tanda Tanya) yang telah
dikemukakan pada bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai
berikut: 1. Tanda-tanda toleransi dalam film “?” (Tanda Tanya) ditampilkan
dalam bentuk visual gambar dan adegan 2. Pengungkapan bahasa toleransi dalam
film “?” (Tanda Tanya) diungkapkan dalam bentuk dialog, doa dan fatwa.
Jurnal 10
Judul: Analisis Poster Video Klip Lathi : Kajian Semiotika Ferdinand De
Saussure
Objek : Poster Video Klip Lathi
Metode/Perspektif:
Pada Jurnal ini menggunakan perspektif visual dari segi poster yang dilihat
oleh mata
Analisis: Beberapa unsur yang coba untuk dikemukakan melalui poster video klip
Lathi tersebut baik secara verbal ataupun nonverbal yaitu melalui unsur seperti
simbol-simbol yang dipakai, bagaimana fotograpi, teks atau tipografi bahkan
melalui pengungkapan ilustrasi yang coba disampaikan. Karya poster tersebut
dibuat oleh Andy Adrians (Art Director Lathi) berupa poster yang mengangkat
mengenai lagu yang berjudul Lathi, yang menceritakan mengenai toxic
relationship.
Poster menjadi media promosi
utama pada event ini. Untuk menjalankan fungsi komunikasinya, sebuah poster
menggunakan elemen-elemen visual di dalam desainnya. Elemen-elemen yang sering
digunakan dalam desain komunikasi visual khususnya poster antara lain adalah
tipografi, simbolisme, ilustrasi dan fotografi. Tampilan visual karya desain
membutuhkan tata letak yang baik agar mempermudah pembaca dalam mengartikan
pesan dengan baik.
Kesimpulan: Analisis dari karya poster Lathi tersebut menggunakan analisis teori
Ferdinand De Saussure yang dapat disimpulkan bahwa pesan atau makna yang akan
disampaikan dalam bentuk gagasan dalam poster ini mengenai toxic
relationship yang terjadi dalam hubungan cinta, dimana pihak tertentu
merasa tersakiti. Satu hal yang ditonjolkan melalui headline Lathi yang berarti
lidah, mengambil dari pepatah Jawa, tidak ada manusia yang bisa lari dari
kesalahan, karena kesalahan itu butuh pertanggungjawaban untuk di perbaiki,
harga diri seseorang itu terletak di lidahnya (perkataannya).
Jurnal 11
Judul:
ANALISIS SEMIOTIKA STRUKTURAL PADA IKLAN TOP COFFEE
Objek: Objek yang pada waktu dan tempat, secara aktual berfungsi sebagai tanda (dalam konteksnya) dan objek secara khusus berfungsi sebagai tanda (dalam konteksnya).
Metode/Perspektif: kualitatif.
Analisis: hasil penelitian menunjukkan bahwa ikon dari iklan ini adalah Iwan Fals
sebagai salah seorang legendaris musik di Indonesia, indeks dari iklan ini
adalah 3 bungkus Top Coffee, tanda tangan Iwan Fals, dan tanda seru (!), simbol
yang terdapat pada iklan adalah Wingsfood and MUI. Berdasarkan teori dari
Saussure dapat dilihat bahwa tampilan visual dari iklan ini sangat elegan dan
sesuai dengan budaya orang Indonesia dalam minum kopi.
Kesimpulan: Berdasarkan analisis semiotika yang dilakukan dengan menggunakan teori
Charles Sanders Pierce dan Ferdinand de Saussure, dapat dilihat bahwa ikon pada
iklan tersebut adalah seorang musisi legendaris yang sangat tangguh dan berani
yaitu sosol Iwan Fals. Selanjutnya terdapat ikon berupa cangkir yang didalamnya
berisi kopi yang panas yang mengeluarkan uap panas dari dalam cangkir yang
diletakkan di atas cawan, dimana terdapat 3 biji kopi utuh diatasnya.
Jurnal 12
Judul: Makna Cinta Dalam Lirik Lagu Bismillah Cinta Karya Sigit Purnomo:
Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure
Objek:
Lirik lagu “Bismillah Cinta” Karya Sigit Purnomo
Metode/Perspektif:
Pada Jurnal ini menggunakan perspektif bahasa sebagai alat komunikasi dalam
sebuah lagu.
Analisis: Berikut salah satu makna cinta yang terdapat dalam lirik lagu “Bismillah
Cinta” karya Sigit Purnomo berdasarkan semiotika Ferdinand De Saussure adalah :
Bagian 1 petanda (signified)
pada lirik, “Tak dapat lagi kulukis rasa Ramadhan yang indah kini telah tiba
Bulan penuh berkah rahmat dari Allah Meski dalam suasana berbeda.” Dan penanda (signifier)
pada lirik lagu, “Kata-kata yang disebutkan mengandung makna bahwa perasaan
yang ditimbulkan sangat bahagia ketika bulan Ramadhan yang dinantikan telah
datang. Betapa bahagia rasanya sampai tidak dapat diungkapkan maupun diekspresikan.
Namun dibalik itu ada permasalahan karena kala itu bulan Ramadhan berbeda
dengan tahun-tahun sebelumnya.”
Berdasarkan penanda yang telah
dijelaskan di atas dapat diketahui besarnya kebahagiaan dalam menyambut
kedatangan bulan Ramadhan, bulan yang selalu dirindukan karena keberkahan dan
rahmat di dalamnya. Hanya saja, suasana bulan Ramadhan yang digambarkan tidak
seperti tahun sebelumnya. Di antaranya adalah ketidakmungkinan setiap orang
untuk menjalankan ibadah di bulan Ramadhan bersama orang-orang terkasih karena
kondisi pandemi yang melanda hampir di setiap bangsa.
Kesimpulan: Pada gambaran umum yang penulis dapatkan pada lirik lagu yang ditulis
oleh Sigit Purnomo berjudul “Bismillah Cinta” ini mengungkapkan bagaimana
rasanya ketika seseorang yang dicintainya terpisah dengan jarak sehingga ikatan
cinta yang diungkapkan merupakan sebuah ujian untuk bisa saling memahami
keadaaan yang menimpa pribadi masing-masing dan agar dapat mengerti bahwa cinta
jika tidak dibarengi dengan rasa percaya maka cinta hanyalah sebuah kata-kata
yang dapat dituliskan dalam bahasa bukan merupakan ikatan yang membuat hati
menjadi aman dan tentram. Dengan demikian, mendekatkan diri kepada Allah adalah
jalan terbaik di saat seseorang mengalami berbagai hal seperti sedih, susah,
maupun khawatir terhadap sesuatu yang dihadapi.
Jurnal 13
Judul:
DIALETIKA ETNOGRAFI KOMUNIKASI EMIK-ETIK PADA KAIN TENUN
Objek:
Kain Tenun
Metode/Perspektif: Penelitian kualitatif
Analisis: Penelitian ini menggunakan metode etnografi yang fokus pada produksi
simbolsimbol komunikasi dari satu kelompok budaya. Sehingga penelitian ini
ditematisasi menjadi etnografi komunikasi simbol. Secara historis, penelitian
etnografi dikembangkan dalam rangka memahami pandangan dunia dan cara hidup
satu kelompok budaya dalam konteks pengalaman keseharian hidupnya. Penelitian
ini membedakan 2 peran etnografi yang digunakannya, yaitu: etnografi sebagai
metode penelitian dan sebagai cara penulisan (Kruger, 2008: 41). Dalam
penelitian ini, laporan etnografi hadir dalam bentuk analisis emik sekaligus
etik. Selanjutnya, keduanya didialetikan sebagai upaya memediasi tegangan
perbedaan di antaranya melalui tindakan komunikatif dan diakhiri dengan
apresiasi atas potensi pluralitas dalam analisis pemaknaan
Kesimpulan: Proses dialektika antara etnografi emik dan etnografi etik dalam penelitian
ini disusun ke dalam 4 tahapan kerja, yaitu: interpretasi, reinterpretasi,
dialog, dan dekonstruksi. Pada tahap interpretasi, peneliti mencoba
menghadirkan pemaknaan native (emik) dari masyarakat Tutem terhadap simbol
warna dan gambar kain tenunnya. Proses pemaknaan tersebut dilakukan dengan
mengidentifikasi aspek penanda dan petandanya, serta mengoperasionalisasikan
hubungan di antara keduanya (signifikasi). Dalam proses interpretasi, warna dan
gambar kain tenun diposisikan sebagai aspek penanda yang mengacu maknanya pada
realitas kebudayaan masyarakat Tutem, selaku petandanya. Hasilnya, terdapat 10
jenis warna yang ada pada kain tenun masyarakat Tutem hanya memiliki satu
bentuk pemaknaan saja, yaitu realitas kehadiran sub kelompok suku yang berada
dalam kehidupan sosial masyarakat Tutem. Sebaliknya, dari 11 ragam gambar kain
tenun yang teridentifikasi, 1 gambar utama Ausnobif dan 1 variannya memiliki
bentuk acuan makna yang sama, 1 gambar utama Lulkolo dan 4 variannya mengacu
pada makna yang sama, dan 4 gambar kecil lainnya masing-masing memiliki makna
acuannya yang berbeda-beda.
Jurnal 14
Judul: Analisis Semiotika Makna Motivasi Pada Lirik Lagu “Laskar Pelangi”
Karya Nidji
Objek:
Lirik lagu “Laskar Pelangi”
Metode/Perspektif:
Pada Jurnal ini menggunakan perspektif bahasa sebagai alat komunikasi dalam
sebuah lagu
Analisis: Lagu yang diteliti adalah lirik lagu yang berjudul “Laskar Pelangi”,
lagu ini terdapat dalam album ketiga Nidji yang berjudul “For All”. Lagu-lagu dalam
album ketiga mereka ini terdapat makna yang ingin disampaikan yaitu makna
motivasi dalam bermimpi. Namun ada satu lagu yang mempunyai makna yang dapat
mempengaruhi pendengar, yaitu lagu “Laskar Pelangi”. Berikut salah satu contoh
pada bait pertama lagu.
Pada lirik,“Mimpi adalah
kunci Untuk kita menaklukkan dunia Berlarilah tanpa lelah Sampai engkau
meraihnya,” adalah aspek penanda. Serta petanda pada bait ini pencipta lagu
ingin menyampaikan bahwa mimpi, angan-angan yang dicita-citakan adalah kunci,
alat untuk membuka harapan menaklukan dunia. Demi mencapai mimpi itu berlarilah
terus tanpa menghiraukan rasa lelah, dan jangan berhenti sampai engkau mampu
meraihnya. setiap orang mempunyai mimpi, dan jangan takut untuk bermimpi, karna
mimpi adalah awal untuk menggapai apa yang kita inginkan tetapi tidak semua
mimpi dan harapan yang dapat tercapai. Apabila itu terjadi maka jangan mudah
menyerah, teruslah mengejar harapan dan mimpimu.
Kesimpulan: Dari hasil penelitian ditemukan makna dalam lirik lagu Nidji yaitu
makna pesan Motivasi yang terdapat dalam lirik lagu berjudul “Laskar Pelangi”. Adanya
cerita dibalik lirik lagu tersebut, tentunya bercerita tentang motivasi dalam
menggapai mimpi, motivasi yang tercermin dari bait pertama yang menceritakan
tentang bahwa mimpi, angan-angan yang dicita-citakan adalah kunci atau alat
yang digunakan untuk membuka harapan menaklukkan dunia. Seperti salah satunya pada
bait pertama yang diatas pencipta memberikan pesan bahwa dalam menggapai mimpi
tidak lah mudah, pasti adanya hambatan yang dilalui, kejar lah mimpimu selagi
kamu bias.
Jurnal 15
Judul:
Konstruksi Makna Postingan Instagram @najwashihab Dalam Membangun Citra Diri (
Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure)
Objek
: Postingan Instagram @najwashihab Dalam Membangun Citra Diri
Metode
penelitian: metode pendekatan kualitatif dengan teori semiotika Ferdinand de
Saussure.
Analisis:
membahan komponen cara membentuk citra diri, dimana terdapat pesan verbal dan
non-verbal terlihat dari kalimat atau caption yang ditulisnya dengan cir khas
serta gaya berfoto dan fashion yang dikenakan oleh Najawa Shihab. Maka dari itu
penelitian ini menyimpulkan bahwasanya Najwa Shihab mempunyai beberapa sifat
dalam membangun citra dirinya yang simpel, mengedukasi, pintar, rendah hati, modern, modis serta inspiratif.
Kesimpulan:
Dengan menggunakan metode dyadic Ferdinand de Saussure, pada penelitian ini
menemukan hasil bahwasanya makna pesan verbal dan nonverbal pada instagram
@Najwashihab dalam menciptakan citra diri, maka dapat ditarik bahwasanya
@Najwashihab membentuk citra diri dengan menggunakan instagram dengan
memanfaatkan fitur seperti unggah foto serta tulisan caption dalam
mendeskripsikan fotonya tersebut, dan juga dari tiga foto beserta caption
maka peneliti dapat menyimpulkan konstruksi citra diri yang dibangun oleh Najwa
Shihab menampilkan sosok kepribadian yang simpel, mengedukasi, pintar,
rendah hati, modern, modis serta inspiratif. Sedang kan dari caption atau
komunikasi verbal Najwa Shihab pada akun instagram terlihat bahwasanya ia
mempunyai gaya bahasa yang unik serta bisa menyesuaikan pada objek atau foto
dan video yang ia unggah. Yang pada hal itu ia mengkontruksikan bahwasanya ia
mengikuti zaman. Dan juga di sini dapat disimpulkan bahwasanya temuan pada
penelitian ini bisa menari kesimpulan dari segi kegunaan pesan verbal -dan nonverbal dalam menilai seseorang pada saat penilaian pertama kepada seseorang
serta pemanfaatan media sosial instagram dalam membentuk citra diri seseorang .
Jurnal 16
Judul: Konstruksi Nilai Romantisme Dalam Lirik Lagu (Analisis Semiotika
Ferdinand De Saussure Pada Lirik Lagu "Melukis Senja")
Objek:
Lirik lagu “Melukis Senja”
Metode/Perspektif:
Pada Jurnal ini menggunakan perspektif bahasa sebagai alat komunikasi dalam
sebuah lagu
Analisis: Lirik lagu yang diteliti merupakan lagu ciptaan Budi Doremi yang
dinyanyikan oleh dirinya sendiri berjudul
Melukis Senja. Dalam lirik lagu ini penulis menemukan ada beberapa kalimat yang
jadi penanda (signifier) dan petanda (signified). Dalam penelitian menggunakan
pendekatan semiotika Ferdinan De Saussure. Penulis membagi beberapa kalimat
dalam lirik melukis senja ciptaan Budi Doremi dan akan di telaah menggunakan Pendekatan
Semiotika Ferdinand De Sausurre serta membagi kalimat yang Jadi penanda
(signifier) dan petanda (signified).
Salah satunya pada bait pertama
lirik lagu yaitu, “Aku mengerti Perjalanan hidup yang kini kau lalui
Kuberharap Meski berat kau tak merasa sendiri Kau telah berjuang menaklukan
hari-harimu yang tak mudah Biar kumenemanimu Membasuh lelahmu,” sebagai penanda.
Serta petanda pada bait ini pencipta lagu menceritakan bagaimana menjadi
seorang yang memiliki rasa cinta kepada lawan jenis mengungkapkan dalam suka
dan duka. Kalimat menaklukan hari-harimu yang tak mudah. Merupakan sebuah
ungkapan dimana seseorang dapat melewati keseharian menjadi seorang manusia
dengan berbagai macam masalah yang dihadapi namun yang selalu bisa diselesaikan
dalam artian ditaklukan. Serta kalimat membasuh lelahmu, dalam kalimat
tersebut, membasuh yang diartikan memberi sebuah kesenagan dan penghiburan
dikala saat menghadapi masalah seakan hilang seperti kotoran di basuh dengan
air yang langsung hilang.
Kesimpulan: Pada penelitian ini, setelah hasil penelitian dan pembahasan didapat
kesimpulan dimana lirik lagu Melukis Senja erat kaitan dengan hubungan
romatisme pasangan yang sedang jatuh cinta jika dikaitkan dengan Triangles yang
saling berhubungan satu sama lain: Gairah (passion), Keintiman (intimacy) dan
komitmen. Dimana passion antara kedua pasangan bisa dilihat dan amati pada bait
yang penulis ambil sebagai contoh.
Dengan pendekatan semiotika
Ferdinan De Sassure sangat tepat untuk mengkontrusi adanya makna Penanda dan
Petanda yang sangat jelas. Makna dari setiap bait di lirik melukis senja sangat
jelas jika diteliti melalui pendekatan Semiotika Ferdinand De Sausurre.
Judul: Konstruksi Nilai-Nilai Nasionalisme Dalam Lirik Lagu (Analisis
Semiotika Ferdinand De Saussure Pada Lirik Lagu “Bendera”)
Objek:
Lirik lagu “Bendera”
Metode/Perspektif:
Pada Jurnal ini menggunakan perspektif bahasa sebagai alat komunikasi dalam
sebuah lagu.
Analisis: Lagu berjudul “Bendera” yang dipopulerkan oleh Band Cokelat tersebut
terdapat dalam album keempat Cokelat yang berjudul “The Best Of Cokelat”.
Lagu-lagu dalam album keempat mereka terdapat makna nasionalisme yang akan
dianalisis menggunakan teori semiotika dari Ferdinand De Saussure.
Contohnya seperti pada bait ketiga
lagu yang dimaksudkan agar para pemuda menjaga harkat dan martabat negaranya
demi menghormati dan menghargai jasa sang pahlawan dan merupakan bentuk
penghargaan dari para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Perjuangan para pahlawan disadari atau tidak sering terlupakan atau dianggap
sepele, dalam lirik ini jelas tersirat bahwa kita sebagai bangsa Indonesia
harus selalu menjaga kemerdekaan yang telah diperjuangkan tersebut dengan tetap
berkibarnya bendera Merah Putih.
Dalam liriknya, “Ku pertahankan
kau demi kehormatan bangsa Ku pertahankan kau demi tumpah darah semua
pahlawan-pahlawanku,” sebagai signifier (penanda) dan signified (petanda) dalam lagu ini mengkonstruksikan agar kita
semua sebagai anak muda dapat mempertahankan kehormatan bangsa melihat
perjuangan para pahlawan yang telah membela dan memperjuangkan kemerdekaan
bangsa Indonesia.
Kesimpulan: Pada jurnal ini didapatkan poin-poin kesimpulan dimana terdapat
temuan. Pertama, bahwa lagu Bendera yang dibawakan band Cokelat, memiliki
nilai-nilai Nasonalisme yang tinggi. Lirik yang tajam dan penuh makna tentang
kecintaan terhadap Negara dan juga dengan irama lagu yang rock membuat lagu
tersebut memiliki semangat Nasionalisme yang tinggi pula. Bait per bait
menggambarkan tentang kecintaan terhadap tanah air yang direpresentasikan
melalui “Bendera Merah Putih” dimana yang dimaksud adalah Bendera Nasional
Republik Indonesia.
Jurnal 18
Judul:
KAJIAN SEMIOTIKA PADA IKLAN TELEVISI OLX.CO.ID “BEKAS JADI BERKAH
Objek:
A IKLAN TELEVISI OLX.CO.ID
Metode/Perspektif:
Penulis menggunakan pendekatan semiotika dalam mengkaji rumusan masalah.Menurut
Roland Barthes, semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji
tanda. Dengan demikian, semiotika menjadi metode yang sesuai untuk mengetahui
konstruksi makna yang terjadi dalam iklan dengan menekankan peran sistem tanda
dengan konstruksi realitas, maka melalui semiotika, ideologi-ideologi di balik
iklan bisa dibongkar.
Analisis:
Gaya hidup di perkotaan. Semakin berkembangnya teknologi informatika, membuat
iklan tak lagi punya batas ruang dan waktu. Model Below The Line maupun Above
The Line, semakin berkembang dan kerap diterapkan pada periklanan saat ini.
Penulis tertarik untuk mengangkat salah satu bentuk iklan dari Above The Line,
yaitu TVC/TV commercial. TVC yang coba dikaji oleh penulis yaitu TV―Bekas Jadi
Berkah‖ oleh OLX.co.id yang tayang selama masa puasa menuju lebaran,yaitu
antara 28 Juni28 Juli 2014. TVC ini tayang di televisi nasional dan online
streaming sebagai iklan di situs youtube.com. ―Bekas Jadi Berkah‖ memakai
elemen religi dalam visual dan tanda-tanda yang diinformasikan. Tidak hanya
keindahan visual yang ditampilkan melalui sinematografi, ada juga makna-makna
yang coba disampaikan oleh sang sutradara/kreator melalui berbagai tanda visual
yang ada.
Kesimpulan:
Iklan sebagai salah satu cara mempromosikan suatu produk maupun jasa, sudah
menjadi keharusan bagi pihak-pihak yang ingin menghasilkan laba/profit besar.
Iklan televisi menjadi alternatif bagi sebuah perusahaan yang ingin menjangkau
banyak konsumen. Penelitian ini menganalisis bagaimana mendekode makna-makna
yang terkandung di dalam TVC OLX.co.id bertajuk ―Bekas Jadi Berkah‖.
Jurnal 19
Judul: Konsep Cinta Pada Empat Puisi Karya Heri Isnaini: Analisis Semiotika
Ferdinand De Saussure
Objek:
Puisi Karya Heri Isnaini
Metode/Perspektif:
Pada Jurnal ini menggunakan perspektif bahasa sebagai alat komunikasi dalam
sebuah puisi
Analisis: Konsep cinta pada empat puisi karya Heri Isnaini dianalisis
berdasarkan klasifikasi cinta yang diusung oleh Erich Fromm.
Pembahasan-pembahasan pada artikel ini diawali dengan pembahasan struktur fisik
dan batin yang memuat tanda-tanda di dalam empat puisi karya Heri Isnaini.
Tanda-tanda tersebut kemudian dianalisis berdasarkan teori semiotika yang dikemukakan
oleh Ferdinand De Saussure.
Pembahasan struktur fisik dan
batin puisi memuat tema, diksi, citraan, dan majas. Keempat unsur tersebut
merupakan unsur paling dominan yang terdapat pada empat puisi karya Heri
Isnaini dibandingkan unsur lainnya yang terdapat pada struktur batin dan fisik
puisi.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisis terhadap konsep cinta pada empat puisi
karya Heri Isnaini yang diklasifikasi berdasarkan teori Erich Fromm didapat
hasil bahwa konsep cinta pada puisi karya Heri Isnaini terdapat pada struktur
fisik dan struktur batin puisi, terutama pada tema, diksi, majas, dan citraan
atau pengimajian. Keempat unsur tersebut berkorelasi dengan teori semiotika
Ferdinand De Saussure, yaitu bagian tanda yang di dalamnya ada penanda dan
petanda. Sesuai hasil analisis, ditemukan konsep cinta kepada manusia terlihat
pada puisi “Laki-laki yang Mencintai Tulang Rusuknya” yang memiliki diksi
“laki-laki dan tulang rusuknya” yang mana menggambarkan atau sebagai simbol
yang bermakna Adam dan Hawa sebagai manusia pertama. Puisi tersebut merupakan
bukti representasi cinta manusia terhadap manusia yang dikemukakan oleh Erich
Fromm.
Jurnal 20
Judul:
IKLAN ROKOK A MILD DALAM MEMBANGUN KONSTRUKSI REALITAS GAYA HIDUP REMAJA
Objek
: rokok A Mild
Metode/Perspektif: pendekatan Kualitatif.
Analisis: Pemaknaan tersebut tercipta melalui adanya hubungan arbitrer antara penanda
(signifier) sebagai sebuah gambaran kata dengan petanda (signified) yang
merupakan sebuah gambaran konsep pikiran audiens sehingga terciptalah pemaknaan
negatif tersebut. Bahasa penulisan diidentifikasi sebagai penanda (signifier)
karena bahasa penulisan dalam iklan ini juga memuat makna persuasif emosional
yang mengandung unsur seksualitas. Elemen desain visual diidentifikasi oleh
penulis sebagai petanda (signified) karena melalui unit inilah gambaran konsep
diperoleh audiens sehingga munculnya pemaknaan yang demikian yang diimpresikan
melalui gestur elemen visual iklan tersebut, yakni sosok laki – laki dan
perempuan.
Kesimpulan:
Peneliti memberikan sebuah kesimpulan bahwa pemaknaan yang diciptakan oleh
audiens terhadap iklan cetak A Mild versi “Mula Mula Malu Malu, Lama Lama Mau”
merupakan pemaknaan negative. Peneliti memperoleh hasil bahwa pemaknaan
tersebut tercipta melalui adanya hubungan arbitrer antara penanda (signifier)
sebagai sebuah gambaran kata dengan petanda (signified) yang merupakan sebuah
gambaran konsep pikiran audiens sehingga terciptalah pemaknaan negatif
tersebut. Bahasa penulisan diidentifikasi sebagai penanda (signifier) karena
bahasa penulisan dalam iklan ini juga memuat makna persuasif emosional yang
mengandung unsur seksualitas.
Komentar
Posting Komentar