Analisis Live Streaming ISI Surakarta Pak Pandu Pramudita

    Dalam video live streaming tersebut menampilkan Pak Pandu yang sedang mempresentasikan kajian tentang "Inovasi Bentuk Figur Kayon Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta". Sebelumnya, apa itu kayon? kayon merupakan sebutan lain dari gunungan. Figur kayon dalam wayang kulit ini biasanya berbentuk menyerupai gunung dengan puncak yang runcing dengan ukiran-ukiran atau lukisan yang melambangkan kehidupan. Melambangkan kehidupan ketika wayang digerakan, kemudian akan digerakan kembali diakhir perwayangan sebagai penutup yang menandakan bahwa kisahnya telah berakhir.

    Melalui presentasinya, figur kayon ini dipilih oleh Pak Pandu karena memiliki nilai adi luhung pada banyak aspek seperti aspek pertunjukan, aspek bentuk, dan aspek sastra. Dalam video tersebut Pak Pandu juga menjelaskan bahwa seiring perkembangan zaman, figur kayon dalam wayang kulit mengalami banyak modifikasi seperti bentuk, ukiran, lukisan, serta filosofinya.

    Metode Fenomenologi dengan lokus penelitian material kayon gaya Surakarta dipilih Pak Pandu sebagai metode penelitiannya. Ada pula ragam bentuk kayon yang terdiri dari 6 aspek yaitu ragam raut bidang, ragam isian, ragam ukuran, ragam tatahan, ragam sunggingan, dan ragam sunggingan belakang. Dalam video juga dijelaskan bahwa terdapat 2 jenis wanda kayon yaitu Kayon Wanda Wadon dengan ciri khas memiliki bentuk yang gempal, dan Kayon Wanda Lanang dengan ciri khas memiliki bentuk yang ramping. Dalam proses pembuatan inovasi figur kayon, Pak pandu menjelaskan bahwa beliau menggunakan pengukuran dengan metode golden ratio. Selain menggunakan perbandingan 2:1 dan 5:3, Pak Pandu juga menggunakan 2 teknik desain, yaiyu grid dan dasar bidang.

    Ada 3 nilai filosofi yang didapatkan dari inovasi penelitian Pak Pandu, yaitu makrokosmos, mikrokosmos, dan metakosmos. Melalui presentasinya, beliau memberikan kesimpulan bahwa kosmologi sebagai nilai filosofi pada bentuk figur kayon wayang kulit puwa gaya Surakarta tersebut dengan nilai pandangan manusia terhadap dunia.

    Sebagai penutup dalam presentasinya, Pak Pandu memberikan saran berupa ajakan kepada para seniman, lembaga pemerintah, maupun masyarakat Indonesia untuk tetap melestarikan budaya kayon dan terus mengembangkannya lagi. 

Komentar